Ola Cordoba!

Sebenarnya saya tuh termasuk orang yang lebih prefer solo traveling. Well, alasannya sederhananya adalah saya memegang kontrol segala hal yang ingin saya lakukan. I like to travel slow, feel the culture, smell the air, talk to strangers, or just stay in one spot for hours. Saya kurang suka bergerombolan dalam paket besar, karena biasanya tujuan travelingnya suka nggak jelas.

Perjalanan ke Cordoba ini sebenarnya lebih mirip kearah menelusuri jejak-jejak peradaban Islam yang pernah hidup di Spanyol. Saya banyak membaca literatur dan menonton dokumenter tentang Islam di Spanyol.  Dibagian selatan Spanyol, tepatnya Andalusia, Islam pernah berjaya 700 tahun dan meninggalkan warisan dalam bentuk budaya, bangunan, makanan, bahasa, dll. Saya menginap di airbnb milik Luis, seorang guru musik yang perfeksionis. Tempat yang dia tawarkan mungkin adalah salah satu airbnb terbaik yang pernah saya huni: bersih, rapi, penuh cahaya, kering, dan kamar mandinya bagus. Orangnya baik pula dan dia mengenalkan saya keseluruh keluarganya yang datang berkunjung dan dua ekor kucingnys. Lokasi rumah dia juga tepat diperbatasan antara kota tua dan kota baru.

Menelusuri Cordoba itu kayak kembali ke masa lalu, masuk ke pusaran jalan kecil ala Medina di Maroko yang penuh kejutan. Menurut sumber yang saya baca, tujuan orang arab pada jaman dulu membangun rumah berdekatan adalah untuk menciptakan suasana teduh karena siang yang panas. Tapi didalam tiap-tiap rumah mereka memiliki patio atau taman kecil sebagai oase. Cantik banget. Nah pas saya datang kebetulan lagi Festival Patio. Jadi beberapa rumah dikota lama Cordoba semacam “Open House” untuk menunjukan patio mereka. Tapi kita harus booking dulu online untuk bisa masuk. Gratis.

IMG_3416
P
atio Festival di Cordoba.

Pukul 9 pagi saya tiba di Mezquita-cathedral Cordoba, sebuah masjid yang dibangun pada tahun 787 masehi ketika Cordoba adalah pusat kekhalifahan tertinggi di Spanyol. Dibangun oleh Sultan Abdurrahman I, masjid ini mengalami empat kali pelebaran ketika Islam berkuasa. Hal terbaik adalah mengunjungi tempat ini pagi-pagi karena masih sepi dan gratis masuk dari jam 8.30-9.30. Masjid ini dikenal ke seantero dunia karena arsitektur tapal kuda dari marble-arch nya yang terkenal. Pilar-pilarnya terbuat dari marmer yang diambil dari reruntuhan romawi atau visigoth terdahulu. Tadinya masjid ini memiliki sumber cahaya dari jendela-jendela raksasanya, namun kemudian setelah reconquista, bishop gereja membangun chapel-chapel yang menutupi semua cahaya masuk. Sisa peradaban Islam disini terlihat dari mihrab cantik yang dibangun oleh Sultan Al Hakam. Saya menatap primadona di Mezquita-cathedral Cordoba ini dengan ngilu. Sebagai seorang muslim yang tingkat keimanannya masih cetek saya berkaca-kaca menatap mihrab paling kesepian di dunia ini. Pada bagian tengah masjid dibangun sebuah gereja gothic. Sayangnya pembangunan ini merusak keindahan masjid, bahkan Raja Spanyol, Charles V menyayangkan pembangunan gereja ditengah masjid karena ia merasa hal tersebut merusak keindahan bangunan ini. Setelah menarik nafas panjang, saya keluar dari masjid. Sudah jam 9.20 dan petugas keamanan mulai mengusir orang-orang yang lalu lalang didalam masjid. Sekumpulan orang Indonesia yang baru beres umroh ternyata hadir di halaman masjid Cordoba. Saya berbicara dengan beberapa dari mereka. Entah kenapa pada awalnya mereka saya kira orang Malaysia, karena pakaiannya lebih sopan dari pada orang Indonesia (kita harus akui itu).

IMG_3338

IMG_3301 IMG_3334 IMG_3310
Mezquita Cathedral Cordoba.

Saya pun memutuskan untuk menyewa sepeda dan bersepeda keluar kota untuk mengunjungi reruntuhan istana besar Medina Al-Zahra yang berjarak 40 menit dari pusat kota tua di siang hari. Reruntuhan ini dulunya adalah kota baru yang dibangun oleh Sultan Abdurrahman III pada tahun 936-940 dan hancur pada tahun 1010 yang kemudian berujung pada runtuhnya Khalifah Cordoba akibat perang sipil. Bersepeda ke Medina Al-Zahra sebenarnya adalah ujian berat karena panas banget mataharinya. Tapi entah kenapa saya lebih menikmati menggunakan sepeda daripada naik bus dengan wisatawan lainnya. Dan memang lebih banyak yang bisa dilihat sih sepanjang perjalanan, mulai dari rumah-rumah baru hingga kawasan ghetto-nya Cordoba. Sebenarnya kalau mau enak bisa pakai bus dari kota bayar 8.5 Euro, tapi entah kenapa saya merasa kurang tertantang. Ha ha ha..

Pemerintah Provinsi Andalusia menurut saya sangat concern dengan peninggalan budaya Islam yang mereka miliki. Terlihat dari dedikasinya terhadap reruntuhan Medina Al-Zahra yang ditata sangat apik. Setelah bersepeda kurang lebih 1 jam, saya tiba di Museum Medina Al-Zahra yang keren banget dan ternyata menang Aga Khan Award. Kalau kita warga negara EU masuk kesini gratis, tapi untuk non EU harus bayar 1.5 Euro. Disini kita bakal dikasih lihat film tentang sejarah Medina Al-Zahra. Lalu dari tempat ini bakalan ada bus return seharga 2.1 Euro ke retuntuhan itu. Jaraknya mungkin 500 meter. Tapi ide bagus banget sih karena bakalan bisa memecah kerumunan massa di daerah ini.

IMG_3368
Museum Medina Al-Zahra.

Nggak tau kenapa ya, tapi saya tuh suka iri dengan bagaimana negara lain melakukan konservasi sejarah mereka dengan detail dan hati-hati. Terutama untuk urusan riset yang dilakukan untuk memberikan nilai tambah untuk semua benda sejarah yang ada. Jadi nggak kayak cuman datang, foto-foto dan balik dengan kepala kosong. Entah mengapa saya suka merasa seperti itu kalau datang ke beberapa lokasi wisata sejarah di Indonesia. Paling pilu lagi kalau konservasinya asal-asalan seperti kasus terowongan Jepang di Bukittinggi. Nah Medina Al Zahra ini bisa dibilang telah melalui tahap riset yang tinggi, terbukti dari keberhasilan para arkeolog dan sejarawan Spanyol untuk menerka kegunaan bagian-bagian ruangan di dalam istana yang ada. Dan mereka berhasil membuat model kondisi kota sebelum hancur. Belum lagi cerita-cerita yang dirangkum dalam bentuk kartun 3D.

IMG_3400 IMG_3379
Retuntuhan Medina Al-Zahra.

Secara arsitektur, Medina Al-Zahra masih mengikuti arsitektur populer pada jamannya, horse-shoe arch. Tapi beberapa lokasi didalam wilayah ini punya ukiran kaligrafi yang cantik sekali. Ternyata memang benar tujuan Sultan Abdurrahman III membangun kota ini diatas bukit karena dari sini kita bisa melihat Cordoba dan daerah sekitarnya dengan sangat mudah. Ah kebayang deh kalau punya mesin waktu pengen lihat kondisi ketika belum hancur.

Selepas Medina Al-Zahra, saya sepedahan lagi balik ke Cordoba. Haus banget. Walau ada air tapi airnya sudah hangat kena matahari. Yang menarik di Cordoba dan beberapa kota di Andalusia adalah jalur sepeda yang konsisten dari tengah kota sampai ke ujung-ujung luar kota. Dan jalurnya nggak asal buat, tapi memang didedikasikan. Saya berhenti sejenak dibawah pohon jeruk dan tergiur untuk mencoba jeruk-jeruk oranye yang bergelantungan dengan bebas. Rasanya asem.. hahaha.. pantesan ngga ada yang ambil.

IMG_3364
Bike Track!

Akhirnya matahari siang mengalahkan keinginan saya untuk meneruskan perjalanan. Saya memutuskan untuk membeli jeruk di supermarket dan kembali ke rumah Luis untuk siesta.

Di malam harinya saya memutuskan untuk merasakan budaya Andalusia dengan menonton flamenco dengan iringan gitar spanyol yang ternama itu. Man, eksotis banget. Kerasa banget pengaruh budaya islam yang dibawa bangsa Moor dalam nyanyian-petikan gitar, well I denno about the dance. Nyanyiannya mirip banget dengan adzan atau mengaji. Saya kebayang jaman-jaman dahulu kala ketika proses reconquista berlangsung, dimana semua penggunaan atribut dan agama Islam dilarang oleh penguasa baru. Tapi budaya terus berjalan dan berasimilasi. Malam itu saya pulang ke rumah Luis sekitar pukul 1 pagi. Melewati orang-orang yang mabuk disekitar masjid. Saya menatap gerbang masuk masjid yang tengah asik direnovasi untuk kepentingan wisata. Mengunjungi Cordoba itu antara senang dan sedih. Senang karena kotanya cantik banget, tapi sedih karena ada perasaan tertaklukan. Yeah. Sad.

Diterbitkan oleh lost in science

ya begitulah..

9 tanggapan untuk “Ola Cordoba!

  1. baru kali ini loh saya denger tentang jejak islam di spanyol ataupun cordoba. Berita tentang spanyol kebanyakan iinya bole semua sih ya hehehe..
    tapi ga nyangka loh, tempatnya keren gitu 😀

    Suka

    1. Spanyol selatan broh… di dalam masjidnya udah ngga bisa shalat lagi karena sudah menjadi katedral. Dahulu ada yang coba untuk shalat ditangkep sekuriti..

      Suka

Tinggalkan komentar